Aku ingat betul dulu saat berada di bangku sekolah menengah pertama, Bahasa Inggris bukanlah film yang bisa mudah aku pelajari. Sering kali aku tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guruku di sekolah. Monoton, pikirku saat itu. Ayahku jadi cukup pusing dibuatnya, bahkan sampai mendatangkan guru les untuk mengajari aku dan teman-teman di rumahku waktu itu. Tentu saja karena Ayah yang mengajak teman-temanku, maka Ayahlah yang bertugas untuk membayarnya.
Namun, ternyata tetap zonk. Sebab, mau di mana pun belajarnya, baik di sekolah maupun di rumah, toh metode pembelajarannya tetap sama. Masih dengan metode guru mengajarkan di depan kelas dengan media papan tulis untuk mengajari kami. Dan pada akhirnya, teman-temanku mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tapi aku tetap berada di titik yang sama. Belajar Bahasa Inggris itu tidak menyenangkan, begitu pikirku saat itu. Sampai akhirnya aku mulai berkenalan dengan film-film berbahasa Inggris, dan aku mulai paham dengan bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia tersebut.
Dari sana aku sadar. Bahwa sesungguhnya dengan menggunakan metode film, belajar jadi lebih mudah untuk dimengerti. Melalui film, siswa dapat belajar langsung secara visual, konstektual, dan emosional di saat yang bersamaan, alih-alih hanya menghafal belaka.
Guru Indonesia Melek Film, Belajar Jadi Makin Fun dengan Anggun Piputri
Untungnya, sekarang guru pun menjadi lebih kreatif dalam belajar. Anggun Piputri contohnya. Program Guru Indonesia Melek Film menjadi jawaban untuk mengimbangi perkembangan teknologi saat ini. Anggun Piputri justru menggandeng teknologi saat ini dan menjadikan film sebagai media dalam pembelajaran. Tentu saja, bukan sekadar memutarkan film di depan kelas, namun justru menjadikan kelas untuk terus mengembangkan imajinasi dan kreativitas siswa.
Digaungi oleh Sinedu.id yang didirikan oleh Anggun Piputri, yang telah melihat sendiri bagaimana film menjadi penyemangat anak-anak di daerah pelosok untuk lebih semangat lagi belajarnya, saat ia menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar. Anggun juga menjadi guru untuk anak berkebutuhan khusus. Dari Sinedu.id, lahirlah program Guru Indonesia Melek Film. Program ini tentu bukan hanya digunakan untuk menonton, melainkan pula bagaimana mengolah film untuk kemudian dijadikan materi pembelajaran.
![]() |
| Guru Indonesia Melek Film |
Nantinya, guru akan menganalisis isi film dan dihubungkan dengan kurikulum yang sedang digunakan. Guru juga akan memberikan pertanyaan pemantik untuk siswa. Sebagai contoh, film tentang moderasi beragama untuk menanamkan nilai keberagaman dan moderasi beragama kepada siswa. Di sinilah sisi emosional siswa akan tergelitik sebab dapat menyentuh kehidupan di dunia nyata. Hasilnya adalah pembentukan karakter yang lebih berempati kepada sesama, tentu dengan batasan-batasan tertentu pula.
Guru Indonesia Melek Film pun terus menyebar. Di Yogyakarta misalnya, film dokumenter digunakan guru menjadi pengantar pelajaran biologi. Hal ini berujung pada mulai aktifnya siswa yang semula pasif dalam diskusi. Dengan Guru Indonesia Melek Film, harapannya agar film dapat terus terintegrasi di dalam kurikulum pendidikan. Sehingga siswa dapat mengasah kreativitas, berempati terhadap sesama. Ruang kelas juga menjadi lebih kreatif.
![]() |
| Anggun Piputri |
Anggun Piputri dan Anugerah SATU Indonesia Awards
Anggun Piputri yang mempelopori program Guru Indonesia Melek Film pun terus mengembangkan programnya ini. Kini, ia berkolaborasi dengan beragam lembaga pendidikan beserta komunitas sineas muda, untuk terus bergerak bersama memajukan pendidikan di Indonesia.
Tidak heran bila Anggun yang terus memanfaatkan teknologi dan film untuk dijadikan media pembelajaran yang fun ini pun mendapatkan Anugerah SATU Indonesia Awards dari PT Astra International Tbk. Penghargaan ini ia dapatkan di tahun 2023 di bidang pendidikan, sebagai pemenang dari provinsi DKI Jakarta.
Sumber gambar: viva dan sinedu.id



Tidak ada komentar: